Kekonyolan Muslimah Wannabe Jaman Now - Kajitow Elkayeni

Soal poligami Arifin Ilham, dulu saya pernah menyinggungnya. Dan dia memberikan respon mengejutkan lain waktu dengan pernyataan lancang: Nabi juga tak bisa berlaku adil. Soal itu sudah tidak menarik buat saya. Apa yang dilakukan Arifin itu bukan sunah Nabi, sesuai ketentuan khusus yang diperintahkan kepada Nabi. Ayat poligami itu justru untuk mereduksi kebiasaan kawin sampai puluhan istri di jaman arab bar-bar. Dan itu yang dipolitisir kolektor istri sampai sekarang.
Namun ada yang menarik dari acara pamer istri Arifin di medsos, yaitu kesan eksklusif isteri-isterinya. Bahwa penampilan mereka yang berkostum full face ala ninja itu adalah busana islam kaffah. Yang lain, yang demam fesyen, yang jadi konsumen hijab itu baru islam setengah-setengah. Padahal jika melongok sejarah keislaman nusantara, kostum ninja full face itu justru tidak dikenal sebelum era 70-an. Saat orang-orang belum demam wahabi dan sok kearab-araban. Dan anehnya, orang-orang bingung identitas ini merasa paling sempurna agamanya.
Your head.
Lalu nilai plus apa yang hendak ditunjukkan Arifin dan istri-istrinya itu? Saya melihatnya sebagai aksi kekonyolan muslimah wannabe. Mereka yang guyah dengan identitas keislamannya. Padahal nenek moyang mereka yang sudah memeluk islam ratusan tahun sebelumnya biasa saja. Mereka tidak sibuk dengan kulit luar.
Sekelompok perempuan makan di tempat umum dengan tetap mengenakan cadar. Minimal ada dua kebodohan ditunjukkan di sini. Pertama, mereka tidak mengerti bahwa wajah itu bukan aib yang harus dikarungi. Kalaupun mau berlagak paling arab, paling syar'i, paling mbois, minimal mereka bisa melepaskan cadar itu ketika makan. Ini kalau mereka paham kaidah mudharat dan manfaat.
Kebodohan kedua, jika mereka tetap ingin mengenakan cadar karena tak ingin kesucian mereka ternoda oleh mata durjana, ahli neraka, lelaki hidung belang, jomblo merana sepanjang masa, kasta rendah remahan rengginang, mereka bisa membungkus makanan itu. Dan terserah mau disantap di lorong tikus mana. Namun mereka justru memilih memamerkan kemampuan santap threesome itu, sambil berlagak menjaga kesucian dengan cadarnya.
Lagak paling syar'i, paling kaffah itu bukan kemajuan, tapi kemunduran dalam memahami agama. Mengatasnamakan agama untuk mengekang perempuan secara berlebihan itu kembali ke jaman onta. Itu eksploitasi yang tidak dicontohkan oleh para pendahulu kita. Mereka yang menerima islam sebagai agama, bukan berikut budaya kearabannya. Agama yang tersaring sehingga mudah diterima oleh para pribumi, hanya dalam tempo 50 tahunan era Wali Sanga.
Menjadi Arab bagi orang Arab tentu tidak masalah. Sebagaimana menjadi Cina bagi orang Cina, atau menjadi Jawa bagi orang Jawa. Namun mengarungi (membungkus dengan karung) perempuan sehingga menjadi sebagai "yang tak boleh terkotori pandangan" adalah pengaraban berlebihan. Yang bahkan tidak dilakukan oleh banyak negara Arab dewasa ini.
Terserah kalau mau mundur ke belakang. Ke jaman bumi dianggap datar dan sains adalah musuh agama. Tolong jangan bawa kami yang sudah islam dengan asimilasi budayanya ini pada perdagangan kalian. Pada kekonyolan muslimah wannabe yang membuat kami tak tahu harus tertawa atau menangis di saat bersamaan.
Eta karungkanlah Pin...

Related : Kekonyolan Muslimah Wannabe Jaman Now - Kajitow Elkayeni

0 Komentar untuk "Kekonyolan Muslimah Wannabe Jaman Now - Kajitow Elkayeni"